Ibnu Qayyim Al-Jauziyah bertutur: ”Jika manusia tahu bahwa kematian mengehentikannya dalam beraktivitas, maka ia pasti akan melakukan perbuatan dalam hidupnya yang pahalanya terus mengalir setelah mati.” semoga catatan ini menjadi salah satunya ... bismillah by: www.familyonline-shop.com

Rabu, 04 September 2013

Bagaimana para ulama mendidik anak?

Kajian ust. Abdurrahman tanggal 4 September 2013 @ DJA

Bagaimana para ulama mendidik anak?

1.Memilih istri yang shalihah atau suami yang shalih

“Jika datang seorang laki-laki kepadamu (untuk melamar), sedang kau tahu ia baik akhlak dan agamanya lalu kau tolak, maka jadilah fitnah buatmu dan kerusakan yang besar,” (HR. Ibnu Majah)
“Apabila telah datang kepadamu seorang wanita yang agama dan akhlaknya baik maka nikahilah dia. Jika engkau menikahi wanita bukan atas dasar agama dan akhlak, maka wanita itu akan menjadi fitnah dan menimbulkan kerusakan luas.” (HR. At Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah – rhadiyallahu anhu – dari Nabi Muhammad SAW, beliau berkata: “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanya. Pilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung, (jika tidak, semoga kau) menjadi miskin”.




karena IBU adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya

meskipun di jaman dahulu, ada beberapa orang orang jahat atau orang orang munafik yang mempunyai anak yang shalih dan shalihah seperti Abdullah bin Ubaid bin Salul yang seorang munafik tetapi mempunyai anak seorang Abdullah yang shalih dan dicintai Rasulullah. tetapi ini tidak bisa dijadikan contoh karena walau bagaimanapun pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap keshalihan anaknya.


 2. Setelah menikah, banyak berdoa agar mendapatkan anak/keturunan yang shalih shalihah meskipun belum hamil.
karena doa adalah senjatanya orang mukmin, dan tidak ada yang bisa mengubah takdir Allah kecuali do'a

3. Membaca doa saat sebelum berhubungan suami istri
BISMILLAH, ALLAHUMMA JANNIBNAS-SYAITHAAN WA JANNIBIS-SYAITHAANA MAA RAZAQ-TANAA
Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami.

4. Melaksanakan apa yang disunnahkan saat punya bayi diantaranya adzan, tahnik, potong rambut, memberi nama yang baik, aqiqah, khitan, dll

5. Setelah kelahiran anak, banyak berdoa agar anak tersebut menjadi anak yang shalih shalihah

6. Tidak menghinakan dan merendahkannya apalagi dihadapan saudaranya
karena bisa berakibat buruk terhadap keduanya, bagi yang dihinakan akan merasa sakit hati, dan bagi yang disanjung akan merasa sombong
karena kepintaran setiap anak itu bergantung pada makanan yang ia makan dan bagaimana orang tua mendidiknya 

7. Tidak memanggil dengan nama yang tidak baik/mengandung celaan/ ejekan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Tidak ada thiyarah! Yang paling baik adalah fa'l.' Mereka bertanya, 'Apa itu fa'l?' Rasulullah menjawab, 'Kata-kata yang baik yang kalian dengar'." (HR Bukhari [5754] dan Muslim [2223]).  

Dari Abu Hurairah Radiyallahu 'Anhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
ثلاث دعوات مستجابات لا شك فيهن : دعوة المظلوم ودعوة المسافر ودعوة الوالد على ولده
“Ada tiga doa yang pasti dikabulkan tanpa ada keraguan padanya : doanya orang yang terdholimi, doanya seorang musafir dan doa jeleknya orang tua pada anaknya”.

(Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud No.1536, dan Imam At-Tirmidzi No. 3442. Imam At-Tirmidzi mengatakan : hadits hasan. Imam Suyuti pada kitab Al Jami’ Ash Shoghir memberinya tanda shohih)

 jadi ketika misalnya anak kita nakal, jangan terus kita ngomel ngomel dengan huh kamu nakal, kamu bodoh kamu ini itu yang jelek jelek, tapi katakanlah yang baik baik misalnya "shalih insyaAllah nanti bisa ya, kan pinter" sehingga anak kita akan termotivasi dan kata kata tersebut akan menjadi doa baik kita untuk anak kita

Ketika masa kecilnya, kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Khalilullah Nabi Ibrahim ‘Alaihi wa sallam berujar kepadanya; “Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya.” Menjelang pagi harinya ibu imam Bukhari mendapati penglihatan anaknya telah sembuh. Dan ini merupakan kemuliaan Allah subhanahu wa ta’ala yang di berikan kepada imam Bukhari di kala kecilnya.

8. Menegur dengan kelemahlembutan
“Dari Aisyah r.a, dia berkata: Rasulullah s.a.w bersabda kepadaku : “Wahai Aisyah, hendaklah engkau bertakwa kepada Allah Azzawajalla dan lemah lembut. Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan ia akan memperindahnya, dan tidaklah kelemah lembutan itu dicabut dari sesuatu melainkan akan memperburuknya. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar