Ibnu Qayyim Al-Jauziyah bertutur: ”Jika manusia tahu bahwa kematian mengehentikannya dalam beraktivitas, maka ia pasti akan melakukan perbuatan dalam hidupnya yang pahalanya terus mengalir setelah mati.” semoga catatan ini menjadi salah satunya ... bismillah by: www.familyonline-shop.com

Kamis, 16 Agustus 2012

Program rumah tangga

rumah tangga adalah lingkungan terkecil dalam sebuah masyarakat, dimana di dalamnyalah seseorang pulang untuk beristirahat, dan mencharge diri sebelum kembali ke dunia luar dengan segudang aktifitasnya, untuk itu dalam sebuah rumah tangga diperlukan beberapa program yang bisa menjadi "charger" bagi masing-masing anggotanya, sebagai wahana untuk saling mengingatkan dalam kebaikan...
berikut sedikit contoh yang bisa kita aplikasikan dalam sebuah rumah tangga (rumah tangga kami pun masih dalam proses pembelajaran untuk menerapkannya)
1. Program tahfidz qur'an (saling menyetor dan mengecek hafalan masing-masing, bisa diagendakan setiap pekan sekali)
2. Program Tafsir Qur'an (mempelajari tafsir qur'an bersama, dalam tahap awal kami merutinkan membaca tafsir ibnu katsir setiap hari ba'da subuh)
3. Program "Kuliah Ahad Pagi" (bisa diibaratkan ini mentoring pekanan kami, dimulai dari pembukaan, tilawah (saling ngecek bacaan masing-masing) disertai artinya, kultum, materi, dan diakhiri dengan pembahasan masalah rumah tangga -curhat masing-masing selama sepekan yang belum sempat tersampaikan-) jadi kalo pas di luar lg libur mentoringnya, tetep bisa dapet charge... kultum dan materi bisa bergantian antara suami dan istri ... hehe kalo kami, lebih sering abi yang ngasih materi, 
4. Belajar Bahasa Arab bareng ...

tentu masih banyak lagi program-program lain yang bisa ditambahkan dalam aktivitas rumah tangga kita, 
mari sharing ...



Jumat, 10 Agustus 2012

cerita kelahiran -Muhammad Harits Abdullah-


Bismillah...
pengalaman yang sangat menakjubkan, di tanggal 11-12 ramadhan ini...
Cerita saya mulai dari senin sore tanggal 30 Juli 2012, sekitar pukul 15.00 tiba tiba saja ingin buang air kecil, setelah selesai menunaikan hajat, dan ingin kembali ke ruang tamu membereskan sesuatu, eh serasa ada yang mengalir begitu saja, sampai sampai menembus hingga baju luar saya, dan terus mengalir bening. sempat kebingungan tapi kata sebelah rumah yang baru saja melahirkan dua bulan lalu, itu itu tidak apa apa. mencoba sms suami menjelaskan apa yang terjadi (karena dari hari ahad sudah sedikit keluar flek cokelat), suami langsung minta saya kontrol ke bidan terdekat, heehe padahal ahad sore kemarin baru saja kontrol di anter suami dan kondisinya masih baik baik saja.

setelah mandi dan shalat ashar saya masih santai santai saja, bermain bersama anak-anak tetangga seperti biasanya, sambil menunggu ibu mandi untuk pergi ke bidan, hehe suami sudah berkali kali telepon menanyakan hasil analisis bu bidan tapi saya masih santai bermain dg anak anak...

dan akhirnya sekitar jam 16.00 saya dan ibu pergi ke bidan, diperiksa ternyata air ketuban sudah pecah, bu bidan berpesan semoga nanti malam mulai "kerasa", dan jam berapapun nanti kerasa langsung kesini saja, tapi jika nanti malam tidak terasa apa apa besok siang tetep harus kembali ke bidan lagi karena batas waktu dari air ketuban pecah 24 jam berarti senin sore jam 15.00.

senin malem ibu menemani saya tidur, tapi semalaman tidak terjadi hal hal aneh, hanya gerak gerak janin yang memang kenceng dan badan super pegel pegel... tapi "kontraksi tiap 5 menit" seperti yang saya baca sebagai tanda melahirkan "nihil" hingga akhirnya suami datamg sekitar jam 3.00 selasa dini hari, hehe padahal ahad malem saya baru mengantarkan suami ke stasiun dan bilang "akan bertemu 2 pekan lagi" karena ternyata pulang tiap pekan saat ramadhan cukup melelahkan apalagi suami juga akan UAS di kampusnya... tak disangka baru 1 hari berpisah eh ketemu lagi... alhamdulillah...

selasa pagi suami mengawal saya jalan jalan pagi di sekitar rumah ditemani keponakan saya... seperti biasa menjadi komandan senam, bertugas menghitung gerakan gerakan yang saya lakukan

hingga sekitar jam 9 pagi, tetap saja tidaak ada rasa apapun... air yang keluar pun sudah tidak ada, akhirnya suami ke bidan sendirian, menanyakan kondisi saya, tapi ternyata bu bidan tidak ada dan berpesan kembali jam 12.00.


Ba'da dhuhur saya suami dan ibu ke bidan, di cek pembukaan, ternyata nihil alias belu terjadi pembukaan. bu bidan pun akhirnya menyarankan saya ke rumah sakit agar segera di tangani karena hampir 24 jam setelah air ketuban pecah tapi tidak terjadi apa apa.

sampailah akhirnya di rumah sakit, saya langsung di infus di ruang UGD, saat itu sekitar pukul 2 siang (beruntung saya sempet buang air kecil dulu, karena ternyata setelah itu saya sudah sulit bangun dr tempat tidur)  setelah beberapa lama di ruang UGD saya di pindah ke ruang bersalin, sekitar pukul 3 sore di cek pembukaan sudah pembukaan satu, alhamdulillah lega sekali rasanya sudah pembukaan meski baru satu... mseki sempet nangis kenceng banget pas di cek ...

setelah itu saya diminta "ngemut" setengah tablet dan diletakan di bawah lidah dengan dibantu suami, sempet takut krn saya paling gak bisa nelen obat... tp alhamdulillah bisa. setelah itu saya kembali diminta minum 2 buah tablet ... kalo yang ini saya bener2 nyerah untuk menelannya langsung, akhirnya budhe dengan sigap menggerusnya dan meminumkannya, dibantu ibu.

setelah itu rasa nyeri mules dan super sensaional semakin berasa, sudah lima menit sekali bahkan mungkin lebih dekat dari itu,

saat itu saya diminta posisi miring kiri secara terus menerus saat rasa itu datang, saat saya minta pindah posisi ke kanan karena rasa super pegel dan nyeri, kata perawatnya boleh tapi jangan lama lama, karena posisi kiri lebih bagus dan memudahkan bayi menempuh jalan lahirnya. mendengar itu saya pun urung mempindahkan posisi meski rasanya sudah luar biasa....

saat kontraksi demi kontraksi terjadi hampir tiap lima menit itu, rasa lelah menyerang, rasa dalam diri sudah ingin menyerah saja dan sempat merasa tidak kuat. beruntung suami dan ibu dengan setia memotivasi dan rela saya cubit cubit.


Ba'da maghrib (atau sebelumnya ya, saya lupa) saat saya kembali merasa sudah tidak kuat lagi dan teriak teriak,  perawat ngecek pembukaan ternyata sudah pembukaan 6-7, alhamdulillah saya jadi semakin termotivasi dan semangat untuk tetap bertahan... dan sekitar setengah tujuh saya sudah tidak bisa menahan buang air kecil dan akhirnya "ngompol" setelah itu diikuti rasa ingin "BAB"... dan akhirnya mengejan beberapa kali, Muhammad Harits Abdullah keluar diikuti adzan isya... rasa sakitpun seperti hilang mendengar suara tangisannya... Bahagia sekali rasanya...

saya tidak sempat IMD, karena abdullah langsung dibawa sama perawat dan dibersihkan, sedang saya di jahit,

skitar pukul 9 malam saya dipindahkan ke ruang rawat inap, dan abdullah baru di antar ke ruangan saya sekitar pukul 10.30 malam, alhamdulillah abdullah langsung bisa menyusu... semoga Muhammad Harits Abdullah menjadi anak yang shalih dan menjadi penyejuk mata bagi kedua orang tua dan lingkungannya...

sedikit tips menjelang melahirkan,
sampaikan ilmu ilmu yang kita baca tentang melahirkan ke orang-orang terdekat yang kiranya akan mendampingi persalinan kita, (suami atau ibu misalnya) karena bisa jadi saat proses persalinan itu karena rasa sakitnya kita jadi lupa (he ini yang saya alami, beruntung suami sudah banyak tau krn sudah banyak membaca dan bertanya dan  setiap saya pulang senam dan membaca artikel selalu saya sampaikan kembali ke suami pesan instrukturnya)

usahakan banyak gerak, hamil tua memang jadi sering ngantuk, apalagi kalo siang siang, tapi usahakan jangan banyak tidur dan bermalas malasan,

lakukan jalan pagi, setiap hari, senam hamil, dan gerakan ke atas ke bawah memegang dinding tapi dengan posisi kaki tidak jinjit (kata instruktur senam hamil ini pengganti ngepel jongkok)

rutin laksanakan senam hamil dan pernafasan, biar nanti pas kontraksi sudah bisa mengatur nafas dengan baik...saat kontraksi datang lakukan ambil nafas panjang dan lepaskan perlahan untuk menahan rasa sakitnya, sambil terus berdzikir ya

saat kontraksi dan nyeri datang sudah lima menit sekali, usahakan tetap miring kiri (kata perawat memudahkan bayi mencari jalan lahirnya)

jangan sesekali mengejan saat kontraksi datang sebelum ada instruksi dari perawat atau dari dokter, karena bisa mengakibatkan robek(ini perlu disampaikan ke pendamping kita, karena saat kontraksi rasanya ingin sekali mengejan untk menahan rasa sakit itu, jadi perlu orang disamping kita untuk selalu mengingatkan)

saat sudah posisi melahirkan mengejan sekuat tenaga, dan jangan sesekali mengangkat pantat, karena bisa mengakibat kan robekan juga

jika ingin IMD, sampaikan ke dokter bidan atau perawat yang menangani persalinan kita, hehe saya lupa menyampaikan, beruntung abdullah mau menyusu dengan pintar...

semoga catatan ini bermanfaat, buat mbak mbak yang lebih berpengalaman mohon di tambahkandan dikoreksi...buat temen temnku yang mau melahirkan semoga lancar dan penuh berkah ya ...

semangat ...