Ibnu Qayyim Al-Jauziyah bertutur: ”Jika manusia tahu bahwa kematian mengehentikannya dalam beraktivitas, maka ia pasti akan melakukan perbuatan dalam hidupnya yang pahalanya terus mengalir setelah mati.” semoga catatan ini menjadi salah satunya ... bismillah by: www.familyonline-shop.com

Jumat, 29 Juni 2012

Perjalanan menuju pernikahan ... dari ta'aruf hingga ke pelaminan

  • 19 juni 2011 (ummi- murabbiyah/guru ngaji saya- memberi tahu ada seorang laki laki (mas yudha, tapi saat itu saya belum diberitahu siapa nama laki laki itu) yang sudah membaca proposal saya dan ingin melanjutkan ke "proses" selanjutnya)
  • 21 Juni 2011 (saya menyampaikan kesiapannya untuk memulai proses kepada ummi by gtalk, dan pagi itu juga ummi mengirimkan proposal mas yudha lewat email) hari ini adalah hari dimana pertama kali saya tau bahwa mas yudha lah yang akan menjadi calon suami saya ... sebelumnya tidak pernah membayangkan hal ini ...
  • 25 Juni 2011 --> ta'aruf (pertemuan pertama kami untuk perkenalan dan membicarakan pernikahan, di rumah murabbi mas yudha, ditemani si teteh (istri murabbi mas yudha yang juga guru tahsin saya (belajar alquran) di masjid deket kampus a.k.a masjid an nashr, plus ditemani juga ummi dan dek faroz, anak bungsunya)
  • 10 Juli 2011 (khitbah) --> lamaran dan kunjungan perdana keluarga besar mas yudha ke keluarga besar saya alias pertemuan perdana keluarga kami dan pertemuan perdana orang tua mas yudha dengan saya, dan orang tua saya dengan mas yudha
  • 3 September 2011 /5 syawal 1432 H (hari pernikahan kami)

ini dia saat-saat mendebarkan itu

mas yudha dan penghulu saat ijab qobul
Bapak dan mas yudha saat menandatangani berkas penikahan












Doa bersama setelah prosesi akad nikah
                                         
seserahan dari mas yudha
                                                             



prosesi ngunduh mantu









habis ngunduh mantu di madiun, lagi ngambil makan eh ketumpahan



serah terima mahar = tafsir ibnu katsir (yang menjadi agenda harian kami insyaAllah)

jadi teringat kisah yang pernah peni tuliskan di blog sebelumnya ...
berikut cuplikannya :
Bismillah,


mencoba menuliskan tausiyah dari seorang ibu, semoga bermanfaat.
*jika ada yang salah mohon dikoreksi,


Dahulu kala, ada sebuah kisah, seorang yang hendak membayarkan gaji pegawainya, ia ingin membayarnya setelah shalat di masjid hari itu, karena kebetulan sang pegawaipun sedang berada di masjid yang sama. tapi, setelah shalat usai, ia mencari-cari pegawainya dan ia sudah tidak ada, dalam hati ia tetap berniat membayarkan uang itu ke pegawainya, setelah keluar masjid, ia  mendapati tali kekang hewannya hilang. Dan ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke pasar. Di pasar ternyata ia menemukan seseorang tak dikenal menjual tali kekang hewannya yang hilang, ia berniat membelinya. dan ternyata harga tali kekang hewannya sama persis dengan jumlah uang yang hendak ia bayarkan ke pegawainya. usut punya usut ternyata yang mencuri tali kekang hewannya adalah sang pegawainya. Hmmm... seandainya saja sang pegawai bersabar sedikit saja hingga sang majikan selesai shalat,  ia akan memperoleh uang itu dengan cara yang halal dari sang majikan, tapi karena ia tidak bersabar ia mendapatinya dengan cara yang haram dan  ia berdosa karena itu. Dari kisah ini bisa di ambil kesimpulan bahwa, rizki tiap manusia sudah di tentukan oleh Allah, tinggal apakah kita bersabar shingga kita mendapatkan berkah, ataukah kita tidak bersabar sehingga menempuh jalan haram dan berdosa.
*lengkap kisahnya saya lupa, tapi inti cerita seperti di atas kurang lebih


Begitupun jodoh, Allah sudah menetapkan siapa yang akan menjadi jodoh kita. si A ataukah si B, entah mau lewat jalan pacaran dulu ataukah menempuh jalan yang lurus, tinggal apakah kita bersabar dan menempuh cara yang benar sehingga ridho Allah ada pada setiap proses hidup kita, ataukah kita tidak bersabar dengan kita berzina* dengannya sebelum menikah.
*dari zina tingkatan terendah hingga terberat.


Hmmm,  semoga kita menjadi pribadi yang selalu bersabar dan bersyukur atas segala ketetapan Allah.


Menikah mungkin terkadang seperti kematian, ada orang yang bahkan beberapa menit sebelum akad masih merasa belum siap, jadi tugas kita adalah menyiapkan banyak bekal untuk menjemput hari itu.


dan mungkin benar kata seorang ibu "100 kg teori akan kalah dengan 1 kg praktek" dan di "iya" kan oleh saudari saya yang sudah menikah di hari itu.


Ehm, semoga menjadi pribadi bijak untuk sebuah keputusan besar, tetaplah di jalan yang lurus, jalan yang Allah ridhoi 

lebih lengkapnya di kucingkumanis.blogspot.com