Ibnu Qayyim Al-Jauziyah bertutur: ”Jika manusia tahu bahwa kematian mengehentikannya dalam beraktivitas, maka ia pasti akan melakukan perbuatan dalam hidupnya yang pahalanya terus mengalir setelah mati.” semoga catatan ini menjadi salah satunya ... bismillah by: www.familyonline-shop.com

Minggu, 17 Mei 2015

Keutamaan-Keutamaan Al Qur’an

[1] al-Qur’an adalah Cahaya

Cahaya yang akan menerangi perjalanan hidup seorang hamba dan menuntunnya menuju keselamatan adalah cahaya al-Qur’an dan cahaya iman. Keduanya dipadukan oleh Allah ta’ala di dalam firman-Nya (yang artinya), “Dahulu kamu -Muhammad- tidak mengetahui apa itu al-Kitab dan apa pula iman, akan tetapi kemudian Kami jadikan hal itu sebagai cahaya yang dengannya Kami akan memberikan petunjuk siapa saja di antara hamba-hamba Kami yang Kami kehendaki.” (QS. asy-Syura: 52)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “…Dan sesungguhnya kedua hal itu -yaitu al-Qur’an dan iman- merupakan sumber segala kebaikan di dunia dan di akherat. Ilmu tentang keduanya adalah ilmu yang paling agung dan paling utama. Bahkan pada hakekatnya tidak ada ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya selain ilmu tentang keduanya.” (lihat al-‘Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 38)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia, sungguh telah datang kepada kalian keterangan yang jelas dari Rabb kalian, dan Kami turunkan kepada kalian cahaya yang terang-benderang.” (QS. an-Nisaa': 174)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah adalah penolong bagi orang-orang yang beriman, Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya, adapun orang-orang kafir itu penolong mereka adalah thoghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan-kegelapan.” (QS. al-Baqarah: 257)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar darinya? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. al-An’aam: 122)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata mengenai tafsiran ayat ini, “Orang itu -yaitu yang berada dalam kegelapan- adalah dulunya mati akibat kebodohan yang meliputi hatinya, maka Allah menghidupkannya kembali dengan ilmu dan Allah berikan cahaya keimanan yang dengan itu dia bisa berjalan di tengah-tengah orang banyak.” (lihat al-‘Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 35)

[2] al-Qur’an adalah Petunjuk

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Alif lam lim. Inilah Kitab yang tidak ada sedikit pun keraguan padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 1-2). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya al-Qur’an ini menunjukkan kepada urusan yang lurus dan memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan pahala yang sangat besar.” (QS. al-Israa': 9).
Oleh sebab itu merenungkan ayat-ayat al-Qur’an merupakan pintu gerbang hidayah bagi kaum yang beriman. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, agar mereka merenungi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29).
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah mereka tidak merenungi al-Qur’an, ataukah pada hati mereka itu ada gembok-gemboknya?” (QS. Muhammad: 24). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah mereka tidak merenungi al-Qur’an, seandainya ia datang bukan dari sisi Allah pastilah mereka akan menemukan di dalamnya banyak sekali perselisihan.” (QS. an-Nisaa': 82)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya dia tidak akan sesat dan tidak pula celaka.” (QS. Thaha: 123).
Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata, “Allah memberikan jaminan kepada siapa saja yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya, bahwa dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akherat.” Kemudian beliau membaca ayat di atas (lihat Syarh al-Manzhumah al-Mimiyah karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, hal. 49).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah menerangkan, bahwa maksud dari mengikuti petunjuk Allah ialah:
  1. Membenarkan berita yang datang dari-Nya,
  2. Tidak menentangnya dengan segala bentuk syubhat/kerancuan pemahaman,
  3. Mematuhi perintah,
  4. Tidak melawan perintah itu dengan memperturutkan kemauan hawa nafsu (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 515 cet. Mu’assasah ar-Risalah)

[3] al-Qur’an Rahmat dan Obat

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia! Sungguh telah datang kepada kalian nasehat dari Rabb kalian (yaitu al-Qur’an), obat bagi penyakit yang ada di dalam dada, hidayah, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan dari al-Qur’an itu obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Akan tetapi ia tidaklah menambah bagi orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. al-Israa': 82)
Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, “Sesungguhnya al-Qur’an itu mengandung ilmu yang sangat meyakinkan yang dengannya akan lenyap segala kerancuan dan kebodohan. Ia juga mengandung nasehat dan peringatan yang dengannya akan lenyap segala keinginan untuk menyelisihi perintah Allah. Ia juga mengandung obat bagi tubuh atas derita dan penyakit yang menimpanya.” (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 465 cet. Mu’assasah ar-Risalah)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam salah satu rumah Allah, mereka membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan pasti akan turun kepada mereka ketenangan, kasih sayang akan meliputi mereka, para malaikat pun akan mengelilingi mereka, dan Allah pun akan menyebut nama-nama mereka diantara para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim dalam Kitab adz-Dzikr wa ad-Du’a’ wa at-Taubah wa al-Istighfar [2699])

[4] al-Qur’an dan Perniagaan Yang Tidak Akan Merugi

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang membaca Kitab Allah dan mendirikan sholat serta menginfakkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka berharap akan suatu perniagaan yang tidak akan merugi. Supaya Allah sempurnakan balasan untuk mereka dan Allah tambahkan keutamaan-Nya kepada mereka. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Berterima kasih.” (QS. Fathir: 29-30)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman maukah Aku tunjukkan kepada kalian suatu perniagaan yang akan menyelamatkan kalian dari siksaan yang sangat pedih. Yaitu kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kalian pun berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Hal itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. Maka niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan tempat tinggal yang baik di surga-surga ‘and. Itulah kemenangan yang sangat besar. Dan juga balasan lain yang kalian cintai berupa pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat. Maka berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. ash-Shaff: 10-13)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman, jiwa dan harta mereka, bahwasanya mereka kelak akan mendapatkan surga. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka berhasil membunuh (musuh) atau justru dibunuh. Itulah janji atas-Nya yang telah ditetapkan di dalam Taurat, Injil, dan al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih memenuhi janji selain daripada Allah, maka bergembiralah dengan perjanjian jual-beli yang kalian terikat dengannya. Itulah kemenangan yang sangat besar.” (QS. at-Taubah: 111)

[5] al-Qur’an dan Kemuliaan Sebuah Umat

Dari ‘Amir bin Watsilah, dia menuturkan bahwa suatu ketika Nafi’ bin Abdul Harits bertemu dengan ‘Umar di ‘Usfan (sebuah wilayah diantara Mekah dan Madinah, pent). Pada waktu itu ‘Umar mengangkatnya sebagai gubernur Mekah. Maka ‘Umar pun bertanya kepadanya, “Siapakah yang kamu angkat sebagai pemimpin bagi para penduduk lembah?”. Nafi’ menjawab, “Ibnu Abza.” ‘Umar kembali bertanya, “Siapa itu Ibnu Abza?”. Dia menjawab, “Salah seorang bekas budak yang tinggal bersama kami.” ‘Umar bertanya, “Apakah kamu mengangkat seorang bekas budak untuk memimpin mereka?”. Maka Nafi’ menjawab, “Dia adalah seorang yang menghafal Kitab Allah ‘azza wa jalla dan ahli di bidang fara’idh/waris.” ‘Umar pun berkata, “Adapun Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam memang telah bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Kitab ini sebagian kaum dan dengannya pula Dia akan menghinakan sebagian kaum yang lain.”.” (HR. Muslim dalam Kitab Sholat al-Musafirin [817])
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dalam Kitab Fadha’il al-Qur’an [5027])

[6] al-Qur’an dan Hasad Yang Diperbolehkan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: seorang lelaki yang diberikan ilmu oleh Allah tentang al-Qur’an sehingga dia pun membacanya sepanjang malam dan siang maka ada tetangganya yang mendengar hal itu lalu dia berkata, “Seandainya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si fulan niscaya aku akan beramal sebagaimana apa yang dia lakukan.” Dan seorang lelaki yang Allah berikan harta kepadanya maka dia pun menghabiskan harta itu di jalan yang benar kemudian ada orang yang berkata, “Seandainya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si fulan niscaya aku akan beramal sebagaimana apa yang dia lakukan.”.” (HR. Bukhari dalam Kitab Fadha’il al-Qur’an [5026])

[7] al-Qur’an dan Syafa’at

Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah al-Qur’an! Sesungguhnya kelak ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa’at bagi penganutnya.” (HR. Muslim dalam Kitab Sholat al-Musafirin [804])

[8] al-Qur’an dan Pahala Yang Berlipat-Lipat

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dalam Kitabullah maka dia akan mendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim satu huruf. Akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dalam Kitab Tsawab al-Qur’an [2910], disahihkan oleh Syaikh al-Albani)

[9] al-Qur’an Menentramkan Hati

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan hati mereka bisa merasa tentram dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah maka hati akan merasa tentram.” (QS. ar-Ra’d: 28). Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa pendapat terpilih mengenai makna ‘mengingat Allah’ di sini adalah mengingat/merenungkan al-Qur’an. Hal itu disebabkan hati manusia tidak akan bisa merasakan ketentraman kecuali dengan iman dan keyakinan yang tertanam di dalam hatinya. Sementara iman dan keyakinan tidak bisa diperoleh kecuali dengan menyerap bimbingan al-Qur’an (lihat Tafsir al-Qayyim, hal. 324)

[10] al-Qur’an dan as-Sunnah Rujukan Umat

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul, dan juga ulil amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan rasul, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.” (QS. an-Nisaa': 59)
Maimun bin Mihran berkata, “Kembali kepada Allah adalah kembali kepada Kitab-Nya. Adapun kembali kepada rasul adalah kembali kepada beliau di saat beliau masih hidup, atau kembali kepada Sunnahnya setelah beliau wafat.” (lihat ad-Difa’ ‘anis Sunnah, hal. 14)

[11] al-Qur’an Dijelaskan oleh as-Sunnah

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan kepadamu adz-Dzikr/al-Qur’an supaya kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka itu, dan mudah-mudahan mereka mau berpikir.” (QS. an-Nahl: 44). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa menaati rasul itu maka sesungguhnya dia telah menaati Allah.” (QS. an-Nisaa': 80). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh telah ada bagi kalian teladan yang baik pada diri Rasulullah, yaitu bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir.” (QS. al-Ahzab: 21)
Mak-hul berkata, “al-Qur’an lebih membutuhkan kepada as-Sunnah dibandingkan kebutuhan as-Sunnah kepada al-Qur’an.” (lihat ad-Difa’ ‘anis Sunnah, hal. 13). Imam Ahmad berkata, “Sesungguhnya as-Sunnah itu menafsirkan al-Qur’an dan menjelaskannya.” (lihat ad-Difa’ ‘anis Sunnah, hal. 13)
Wallahu a’lam bish showab. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id

Jumat, 15 Mei 2015

menghafal alquran untuk anak

Rasululullah pernah bersabda:
“Memberi ilmu ketika masih kecil, laksana melukis di atas batu!” (Riwayat Baihaqi dan Thabrani).
Sememangya ini telah dibuktikan dalam sains bahawa jalinan saraf neuron otak pada kanak kanak sangat aktif dimana pada 3 tahun pertama bayi, sejumlah 300 trillion sel penghubung diwujudkan di dalam otak dimana sebelumnya tiada.
Abu Hurairah R.A. Meriwayatkan Secara Marfu’ : “Siapa Yang Mempelajari Al Quran Ketika Masih Muda, Maka AlQuran Itu Menyatu Dengan Daging Dan Darahnya. Dan Siapa Yang Mempelajarinya Ketika Dewasa, Ilmu Itu Akan Lepas Darinya Dan Tidak Melekat Pada Dirinya, Maka Dia Mendapatkannya Pada Hal Dua Kali”. (Diriwayatkan Oleh Baihaqi, Dailam Dan Hakim)
Cara memelihara dan mengembangkan memori anak:
  1. Ajari anak untuk fokus dan perhatian pada pendidiknya
  2. Faktor makanan adalah penentu untuk terpelihara kemampuan memori itu bekerja (zat-zat adiktif yang terdapat dalam makanan, perlahan tapi pasti akan merusak daya ingat anak-anak)
  3. Memberi penjelasan pada anak-anak atas nilai-nilai yang terkandung dalam bacaan yang dihafalnya, maka memori akan bekerja lebih eksis
  4. Menghormati waktu bermain dan waktu istirahat anak
  5. Jauhkan unsur-unsur yang dapat mengancam psikologi anak-anak ; celaan dan tekanan
  6. Ciptakan motivasi-motivasi agar anak cenderung menyukai aktifitas menghafal
Waktu-waktu yang tepat untuk mengajarkan anak menghafal Al-Qur’an:
  • Tidak mengantuk
  • Tidak letih / kelelahan
  • Tidak kekenyangan atau sebaliknya, tidak sedang kelaparan
  • Tidak dalam keadaan capek belajar
  • Tidak sedang bermain
  • Tidak dalam keadaan sakit / bad mood
Yang perlu diperhatikan tentang bakat anak dalam menghafal:
  • Kenali bakat anak-anak dan hargai minat mereka.
  • Fahami keterbatasan daya ingat anak karena tiap anak itu beda kemampuannya
  • Kenali anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar dan berinteraksi
TEKNIS PENGAJARAN
1. Bayi ( 0-2 tahun )
  • Bacakan Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah
  • Tiap hari 4 kali waktu ( pagi, siang, sore, malam )
  • Tiap 1 waktu satu surat diulang 3x
  • Setelah hari ke-5 ganti surat An-Nas dengan metode yang sama
  • Tiap 1 waktu surat yang lain-lain diulang 1x
2. Di atas 2 tahun
  • Metode sama dengan teknik pengajaran bayi. Jika kemampuan mengucapkan kurang, maka tambah waktu menghafalnya, misal dari 5 hari menjadi 7 hari.
  • Sering dengarkan murottal.
3. Di atas 4 tahun
  • Mulai atur konsentrasi dan waktu untuk menghafal serius
  • Ajari muroja’ah sendiri
  • Ajari mengahfal sendiri
  • Selalu dimotivasi supaya semangat selalu terjaga
  • Waktu menghafal 3-4x per hari
CARA MENJAGA HAFALAN
  • Mengulang-ulang secara teratur
  • Mendengarkan murottal
  • Mentadabburi dan menghayati makna
  • Menjauhi maksiat

capaian : mas harits (2 tahun 8 bulan) --> alhamdulillah sudah hafal surat al fatihah dan an nas, sudah hafal huruf hijaiyah (hampir semua) dan sedang meniru al lahab dan alkafirun (masih harus dituntun)

ayok semangat ummi,

kalo tiap malem biasanya anak anak didongengin, berhubung sepertinya ketertarikan mas harits akan buku cerita  kurang baik (kalo umminya dongengin malah diminta bukunya n harits nyeritain sendiri gambarnya) jadilah mas harits dan dedek fawwaz dicoba dengan menjelang tidur mendengarkan murojaah ummi, alfatihah, annas alfalaq alikhlas, dan al mulk ....

o ya banyak haditsnya lho keutamaan membaca surat ini disaat mau tidur, lain kali diulas yaaa...



Selasa, 12 Mei 2015

repost mimpi

mau ngrepost mimpi yang in syaa Allah akan segera menjadi kenyataan ..

aamiin

teringat ketika jaman masih tingkat 3 dibangku kuliah, saat itu kami sedang ada kajian muslimah seangkatan, tepatnya buat memperkuat silaturahim dan rasa kasih sayang diantara kami, ada sebuah video tentang seorang mahasiswa IPB tentang jejak jejak mimpinya,  bliau tuliskan 100 mimpinya dan dituliskan di atas kertas dan menempelkannya di dinding kamarnya, hinga satu per satu mimpinya terwujud, mulai dari menyelam di bawah laut, mahasiswa terbaik, hingga kuliah di Jepang,

saya termasuk yang tipe pemalas menulis nuliskan mimpi kembali, karena terkadang mimpiku terlalu tinggi hingga akhirnya tak ada yang terlaksana,

hingga akhirnya ketika aku menulis mimpi ini di awal tahun 2013 dan kuposting di blog, dan sekarang hampir menjadi kenyataan, baiklahhhh,,,, mari mari bikin pe er menuliskan mimpi mimpi kita di blog ini, oke ?


Tulislah mimpimu. Tulislah mimpimu sebagai pengingat dan penggerakmu. Tulislah mimpimu sebagai stimulusmu. Agar Kau tetap selalu bersemangat dan bekerja keras untuk meraihnya. Tulis dan Kerjakan. Tulis dan Targetkan. Tulis dan Berpeluhlah untuk meraihnya. Tulis Mimpimu sekarang juga ....

Pe eR dulu yak ...

sumber http://jualbotolkacaasi.blogspot.com/

Senin, 04 Mei 2015

foto harits dua setengah tahunan

kalo abinya habis kulakan pasti nimbrung bantuin ngangkat ngangkat n sok ngatur

belajar menabung pake atm celengan

ngerangkai kereta

bikin kereta lagi

nempel nempel gunting gunting


menyiram tanaman


ikut umminya ke kampus


kalo umminya bungkus bungkus paket, gak mau kalah musti ikutan juga dengan peralatan tempur yang sama

bangun tidur minta roti tawar pake gula

mainan laptop

mainan forest hunting, mukul mukul hewan berputar putar

mainan lego, kalo yang ini legonya ada angkanya bisa ditempel2 di papannya

sepekan setelah fawwaz lahir, harits ikut yangtinya kondangan ke klaten lanjut ke madiun, biar umminya fokus UAS dikampus katanya, harits dibawa paksa...

Harits berenang

sebenernya ini kegiatan harits kesekian kalinya berenang di sekolah, hanya saja ini baru kedua kalinya haritts ikut, yang pertama sama mama yuli (pengasuhnya) karena saya lagi ada jadwal kuliah... tapi saya dapet laporan harits gak mau nyemplung... yaahhh 40rb melayang dehhh, akhirnya yang kedua ini, pas saya juga masih cuti setelah melahirkan fawwaz, saya menemani harits berenang untuk pertama kalinya di usia 2 tahun 7 bulan, sebenernya harits sudah rajin renang pas jaman masih bayi, cukup di bak mandi  pake neckring ...

awalnya tatut tatut gak mau nyemplung... hingga akhirnya umminya nyemplung, baru mau deh jalan jalan pake ban merah ...








perjalanan baru

Bismillah, mulai hari ini detik ini, perjalanan baru akan dimulai, semoga ketika jalan ini yang kupilih, jalan yang suamiku riidho, semoga Allah pun ridho, dan orang tua pun ridho ...
semoga Allah berkahi setiap prosesnya dan Allah berikan kemudahan

aamiin


Minggu, 03 Mei 2015

cerita kelahiran kedua -Fawwaz Faqih Abdullah-

Bismillah ...

alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah

cerita kelahiran kedua kali ini jauh lebih mudah gampang lancar dan ..... alhamdulillah

cerita diawali dengan temen2 yang sesama usia kehamilannya udah pada lahir duluan, temen kantor yang udah lahir dari akhir januari, temen kuliah yang udah lahir tanggal 3 februari, jadi saya makin dag dig dug, awalnya berharap seperti kelahiran sebelumnya di usia 38 week, yang berarti jatuh sekitar awal februari, mengingat tanggal 16 februari harus mengikuti UAS semester 8 di kampus... tapi hari berganti hari tak kunjung gelombang cinta itu datang, ibu udah datang ke rumah dr akhir februari, untuk menemani putri manjanya ini melahirkan, ibu mertua dan bapak mertua juga sudah datang sejak 7 februari selama sepekan di jakarta bogor, tapi karena tak kunjung lahir, akhirnya bapak ibu mertua pulang tanggal 13 februari...

alhamdulillah tanggal 14 februari pagi saat mau shalat subuh, ada bercak merah keluar, kemudian setelah mandi pagi, masih keluar lagi bercak merah, laporan ke ibu katanya itu tanda tanda melahirkan, akhirnya nyari di mbah google, kalo bercak merah itu tanda awal persalinan, tapi kalo bercak merah keluarnya belum disertai rasa sakit, belum nifas namanya, jadi masih wajib shalat, dan mulai memperhatikan kontraksi, ternyata kontraksi terjadi awalnya tiap jam, kemudian mendekat tiap 30 menit, kemudian mendekat tiap 15 menit, hingga pas shalat isya mulai sekitar 7 menit sekali, oh iya seharian itu saya jalan bolak balik di dalem rumah, ngepel seluruh rumah dg jongkok, ngebanyakin sujud, nungging, dan memperbanyak aktivitas lainnya... abis maghrib banyak makan, minum, ngemil coklat, hehe udah filling mau lahiran malam ini...

akhirnya habis isya nyoba nidurin harits, setelah tidur jam 9an nyoba naik motor sama suami ke bidan deket rumah (sekitar 10 menit), hehe rencananya lahiran di bidan ini, udah 3 kali kontrol disana sebelumnya, eh tapi ternyata si ibu bidan mungkin mood nya lagi buruk, jadi pas malem2 saya dateng, disambut tanpa senyuman manis, dicek pembukaan baru pembukaan satu, tapi katanya masih lama, dikasih opsi boleh pulang boleh juga nginep di bidan, akhirnya karena saat itu hati saya sedang rapuh (hehe) saya nangis dengan perlakuan si ibuk bidan yang tanpa senyum sedikitpun dan ngomel2 pas ngecek pembukaan,

akhirnya saya memutuskan pulang ke rumah, sampe rumah ternyata harits lagi kebangun, dan akhirnya rewel, jadilah saya sms mama yuli yang biasa ngasuh harits, buat njemput harits, setelah semua beres akhirnya jam 11an saya naik taxi ke daerah ciputat, ke klinik kartika, di urbana place, akhirnya pilihan melahirkan tetap di dr kartika, meski dr kartikanya baru aja terbang ke belanda, jam 11.30an sampe klinik langsung observasi , di cek baru pembukaan satu, akhirnya ke kamar, disuruh tidur aja (kalo bisa), sepanjang itu saya pun ga bisa tidur, gelombang cinta serasa makin kuat, dan tak tertahankan, hingga akhirnya jam 2an dini hari saya minta suami memanggil perawatnya, saya udah seperti pingin "pub" hehe kebetulan dari sore memang belum BAB, hehe. tapi saya ragu sekaligus takut, karena rasa rasanya mirip sekali pas harits mau lahir, sambil di tatih ibu dan suami saya melangkah ke kamar mandi, tp saya semakin takut kalo bayi keluar, dan sayapun sudah sulit berjalan sendiri, akhirnya si ibu bidan membawa saya ke ruang bersalin, diobservasi lagi, detak jantung juga dicek kayaknya, di cek pembukaan lagi, si bidan cuma bilang masih belum lengkap pembukaannya,

tapi dorongan dari dalem makin kuat hingga saya sudah tak tahan mengejan otomatis, hehe padahal diminta jangan ngejen dulu, tp udah ga bisa ditahan, akhirnya fawwaz lahir jam 2.50 tepat beberapa meluenit sebelum dokter yuni sampe di klinik, tapi alhamdulillahnya begitu fawwaz lahir bu dokter udah sampe dan langsung bisa ngejahit, hehe jahita dokter rasanya lebih enak dan lebih gak menyakitkan,


alhamdulillah di klinik juga disupport untuk menyusui, dan ada IMD

alhamdulillah alhamdulillah fawwaz lahir tgl 15 februari 2015 pukul 2.50 dini hari,
tepat seperti HPL dari bu dokter kartika,