Sedikit ingin menceritakan tentang beberapa bekal sebelum
menikah, yang saya peroleh tanggal 28 Mei 2011, hasil jalan-jalan ke
rumah seorang ummi,
Episode PRANIKAH,
· Ketika
akan menikah, pangkaslah egoisme kita terlebih dahulu, saat menikah (apalagi
dengan orang yang sebelumnya tidak banyak berinteraksi dengan kita) mungkin
saja banyak dari sifat2 pasangan kita yang tidak kita sukai, jadi
bersiap-siaplah untuk menerimanya dengan ikhlas dan tidak mengedepankan ego
kita.
· Dan
yang utama, LURUSKANlah niat dalam menikah, menikah untuk beribadah dalam
rangka menggapai keridhaan Allah, bukan hanya sekedar “nafsu” semata. Bukan
sekedar “status” yang akan berbeda. Tapi luruskanlah karena Allah. Hmm, saat
sudah menikah banyak ladang pahala baru yang tidak bisa kita dapat sebelum kita
menikah, jadi dari awal niatkanlah semuanya untuk beribadah.
· Jangan
lupa, keinginan menikah bukan sekedar “eforia” dari orang-orang yang sudah
menikah, bukan sekedar “ikut-ikutan” karena setelah menikah banyak kewajiban
dan tanggung jawab yang muncul, jadi persiapkan semuanya dengan baik.
· Mengenai
kriteria calon suami (karena saya perempuan, jadi ummi hanya membagi yang ini):
1. Shalih dan
berakhlak mulia
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian
ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi
fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al
Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan
lighoirihi)
Pastikan bahwa laki-laki tersebut sudah siap menikah, ketika
ia siap, maka keluarganyapun siap, kesiapan disini tidak hanya kesiapan fisik
atau materi, tapi juga dari segi keilmuannya, dan beliau juga sudah menyiapkan
keluarganya (berhasilnya dakwah keluarga)
2. Bukan dari
golongan orang-orang yang fasik dan memutus hubungan kekeluargaan
3. Laki-laki yang
telah mampu mencukupi kebutuhan keluarga, istri tidak bertanggungjawab terhadap
nafkah,
4. Laki-laki yang
bertanggungjawab
kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka)[. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya ,Maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah
mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya.Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.(Qs
Anisa:34)
5. Laki-laki yang
sehat dan bernasab baik
6. Laki-laki yang
bijaksana dan tidak mudah marah
“Dan bergaullah kalian dengan mereka (para istri) secara
patut. Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena
mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan pada dirinya
kebaikan yang banyak.” (QS : An-Nisa ayat 19)
7. Laki-laki yang
mampu mendidik istri
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang
tidak mendurhakai malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Alloh terhadap apa yang diperintahkannNya kepada mereka, dan selalu mengerjakan
apa perintahnya (At tahrim 6)
8. Rajin bekerja
dan berusaha, tidak menggantungkan diri terhadap orang lain
· Hal-hal
yang menghambat pernikahan
1. Terlalu
idealis
Jika ingin menikah dengan orang yang sempurna maka
menikahlah dengan diri sendiri.
Ada nasehat yang baik dari Imam Syafii bila kita berharap
pasangan yang sempurna, 'Jika kita membayangkan pasangan yang sempurna tetapi
kita menikah dengan pasangan yang tidak sempurna dan kita berharap
kesempurnaan, maka pilihannya hanya ada dua. Pertama, hapuskan saja bayangan
kesempurnaan itu dan terimalah pasangan kita sebagaimana adanya atau
campakkanlah pasangan anda dan terimalah bayangan kesempurnaan itu sebagai
pasangan hidup anda.'
'Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir' (QS. Ruum :21).
'Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir' (QS. Ruum :21).
Rizki Allah atau jodoh dari Allah tidak akan tertukar,
tinggal bagaimana proses menggapainya, seperti dalam kisah yang pernah saya
tuliskan sebelumnya disini :
Dahulu kala, ada sebuah kisah, seorang yang hendak
membayarkan gaji pegawainya, ia ingin membayarnya setelah shalat di masjid hari
itu, karena kebetulan sang pegawaipun sedang berada di masjid yang sama. tapi,
setelah shalat usai, ia mencari-cari pegawainya dan ia sudah tidak ada, dalam
hati ia tetap berniat membayarkan uang itu ke pegawainya, setelah keluar
masjid, ia mendapati tali kekang hewannya hilang. Dan ia akhirnya
memutuskan untuk pergi ke pasar. Di pasar ternyata ia menemukan seseorang tak
dikenal menjual tali kekang hewannya yang hilang, ia berniat membelinya. dan
ternyata harga tali kekang hewannya sama persis dengan jumlah uang yang hendak
ia bayarkan ke pegawainya. usut punya usut ternyata yang mencuri tali kekang
hewannya adalah sang pegawainya. Hmmm... seandainya saja sang pegawai bersabar
sedikit saja hingga sang majikan selesai shalat, ia akan memperoleh uang
itu dengan cara yang halal dari sang majikan, tapi karena ia tidak bersabar ia
mendapatinya dengan cara yang haram dan ia berdosa karena itu. Dari kisah
ini bisa di ambil kesimpulan bahwa, rizki tiap manusia sudah di tentukan oleh
Allah, tinggal apakah kita bersabar shingga kita mendapatkan berkah, ataukah
kita tidak bersabar sehingga menempuh jalan haram dan berdosa.
*lengkap kisahnya saya lupa, tapi inti cerita seperti di atas kurang lebih
Seperti jodoh, Allah sudah menetapkan siapa yang akan menjadi jodoh kita. si A ataukah si B, entah mau lewat jalan pacaran dulu ataukah menempuh jalan yang lurus, tinggal apakah kita bersabar dan menempuh cara yang benar sehingga ridho Allah ada pada setiap proses hidup kita, ataukah kita tidak bersabar dengan kita berzina* dengannya sebelum menikah.
*dari zina tingkatan terendah hingga terberat.
Hmmm, semoga kita menjadi pribadi yang selalu bersabar dan bersyukur atas segala ketetapan Allah.
Menikah mungkin terkadang seperti kematian, ada orang yang bahkan beberapa menit sebelum akad masih merasa belum siap, jadi tugas kita adalah menyiapkan banyak bekal untuk menjemput hari itu.
dan mungkin benar kata seorang ibu "100 kg teori akan kalah dengan 1 kg praktek" dan di "iya" kan oleh saudari saya yang sudah menikah di hari itu.
Ehm, semoga menjadi pribadi bijak untuk sebuah keputusan besar, tetaplah di jalan yang lurus, jalan yang Allah ridhoi.
*lengkap kisahnya saya lupa, tapi inti cerita seperti di atas kurang lebih
Seperti jodoh, Allah sudah menetapkan siapa yang akan menjadi jodoh kita. si A ataukah si B, entah mau lewat jalan pacaran dulu ataukah menempuh jalan yang lurus, tinggal apakah kita bersabar dan menempuh cara yang benar sehingga ridho Allah ada pada setiap proses hidup kita, ataukah kita tidak bersabar dengan kita berzina* dengannya sebelum menikah.
*dari zina tingkatan terendah hingga terberat.
Hmmm, semoga kita menjadi pribadi yang selalu bersabar dan bersyukur atas segala ketetapan Allah.
Menikah mungkin terkadang seperti kematian, ada orang yang bahkan beberapa menit sebelum akad masih merasa belum siap, jadi tugas kita adalah menyiapkan banyak bekal untuk menjemput hari itu.
dan mungkin benar kata seorang ibu "100 kg teori akan kalah dengan 1 kg praktek" dan di "iya" kan oleh saudari saya yang sudah menikah di hari itu.
Ehm, semoga menjadi pribadi bijak untuk sebuah keputusan besar, tetaplah di jalan yang lurus, jalan yang Allah ridhoi.
2. Tingginya
mahar
Mahar dalam Islam adalah tanda cinta. Ia juga merupakan
simbol penghormatan dan pengagungan perempuan yang disyariatkan Allah sebagai
hadiah laki-laki terhadap perempuan yang dilamar ketika menginginkannya menjadi
pendamping hidup sekaligus sebagai pengakuannya terhadap kemanusiaan dan
kehormatannya.
“Berilah mereka mahar dengan penuh ketulusan. Tetapi jika
mereka rela memberikan sebagian dari mahar, maka ambillah dengan cara yang
halal dan baik.” (QS An Nisa’ ayat 4)
Dari Aisyah bahwa Rasulullah pernah bersabda
“Sesungguhnya pernikahan yang paling berkah adalah pernikahan yang bermahar
sedikit. ” (mukhtashar sunan Abu Daud)
Dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di
antara tanda-tanda berkah perempuan adalah mudah dilamar, murah maharnya, dan
murah rahimnya.” (HR. Ahmad)
Dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW menikahi Aisyah
dengan mahar alat-alat rumah tangga yang bernilai lima puluh dirham (HR Ibnu
Majah)
Rasulullah SAW pernah menikahkan anak-anak perempuannya
dengan mahar yang murah. Sebagian sahabat menikah dengan emas yang beratnya
tidak seberapa dan sebagian lain menikah dengan mahar cincin dari besi.
Rasulullah mengawinkan Fatimah dengan Ali dengan baju perang. Beliau juga
pernah menikahkan seorang laki-laki dengan mahar mengajarkan 20 ayat Al Quran
kepada calon istrinya.
3. Beban pernikahan
yang terlalu berlebihan
4. Calon mertua
Jangan lupa ketika sudah menikah nanti, Surga suami kita ada
di orang tuanya, sedangkan Surga istri ada di suaminya.
Kalo kata simbah yang saya temui ketika touring ke pati
untuk menghadiri pernikahan seorang saudari dulu, bagi seorang istri ada
istilah “suwargo nunut” ...
Tentu masih banyak hal lain yang perlu dipersiapkan, ini
hanya sebagian saja, Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar