Mencoba menuliskan apa yang kami dapat di hari pernikahan kami (ngunduh mantu) di Caruban, Madiun tanggal 6 september 2011.
“Baarakallaahu laka, wa baarakallahu ‘alaika, wa jama’a bainakuma fii khaiir.
“Artinya
Semoga Allah karuniakan barakah kepadamu dan semoga Ia limpahkan
barakah atasmu, dan semoga Ia himpun kalian berdua dalam kebaikan.” (HR.
Abu Daud, Tirmdzi dan Ibn Majjah).
Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah(nikmat) kepadamu, jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih,’”(QS Ibrahim [14]: 7)
Menikah adalah
salah satunya tentang syukur. Syukur menurut imam ghazali, adalah
menggunakan kenikmatan untuk ketaatan kepada Allah, misalnya, ketika
kita di beri sajadah oleh seseorang, lalu kita gunakan sajadah tersebut
untuk shalat, maka ketika si pemberi itu melihatnya pasti akan senang
dan berfikir “kalo saya beri sajadah saja untuk shalat, besok besok saya
kasih sarung ah” itulah yang dinamakan bersyukur, seperti juga ketika kita bersyukur
mendapat pekerjaan misalnya dengan menggunakan uang dari hasil
pekerjaan itu untuk beribadah, maka sesuai janji Allah, Ia pasti akan
menambahkan nikmatNYa, seperti menghadirkan pasangan hidup misalnya (bagi orang-orang yang masih single).
Tetapi
apabila ketika kita diberi sajadah lalu sajadah tersebut kita letakan
di depan pintu dan kita gunakan untuk “keset”, maka ketika si pemberi
itu melihatnya maka akan berfikir, “saya beri sajadah buat shalat malah
digunakan buat keset, lain kali saya tidak akan memberi lagi” itulah
yang dinamakan dengan mengingkari nikmat Allah, tidak menggunakan
nikmatNya untuk kebaikan tetapi malah menggunakannya hanya untuk
bersenang-senang malah mungkin menjurus ke hal yang haram seperti miras
dan sebagainya.
Nah seperti itu
juga ketika seseorang mengadakan walimatul ‘urs ketika menikah ,ini
adalah merupakan satu bentuk syukur kepada Allah atas nikmat
diberikannya pasangan hidup.
Hukum
walimatul ‘urs adalah sunnah menurut jumhur ulama. Sebagian ulama
mewajibkan walimah karena adanya perintah Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam dan wajibnya memenuhi undangan walimah.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Abdurrahman bin ‘Auf
radiyallahu ‘anhu ketika dia mengkhabarkan bahwa dia telah menikah
“Adakanlah walimah walaupun hanya dengan menyembelih seekor kambing” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Adakanlah walimah walaupun hanya dengan menyembelih seekor kambing” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tetapi
terkadang ada orang yang berniat beryukur ketika mendapat pekerjaan,
tapi ketika telah mendapat pekerjaan malah berfoya-foya, mabuk-mabukan,
itu bukan bentuk syukur tapi kufur nikmat.
Selanjutnya, mengenai kerumahtanggaan, kata
sang ustadz “mengatur yang paling sulit adalah mengatur istri, baru
mengatur satu saja sudah sulit, apalagi dua atau tiga, mungkin ketika
kapolsek mengatur anak buahnya mudah, ibu guru mengatur siswa satu kelas
juga mudah, tapi mengatur istri satu saja, mungkin akan kesulitan.”
Oleh
karena itu hal yang paling penting sebelum kita menikah adalah
meluruskan niat kita, jangan hanya sekedar mengikuti eforia teman-teman
seangkatan atau sekedar mengikuti hawa nafsu semata, tapi niatkanlah
karena Allah, Niat adalah bibitnya amal. Sesuai dengan hadits rasulullah
berikut:
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh,
Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu
tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya.
Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya
itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan
dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.
[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]
[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]
Secara garis besar niat menikah ada 5, yaitu :
1. Niatkanlah menikah untuk ibadah.
InsyaAllah
ketika niat menikah itu ibadah, segala hal di dalamnya pun akan
berpahala, seperti salah satu wasiat faatimah azzahra: “Ya Fathimah,
kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah
pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur
kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu”
2. Niatkanlah menikah untuk mengikuti sunnah rasul
Rasulullah
Saw. bersabda barang siapa yang berpegang teguh dengan sunnahku dikala
rusaknya ummatku maka baginya pahala 100 orang mati syahid.
3. Niatklanlah menikah keinginan untuk kehidupan tentram bahagia dunia akhirat
Jangan sampai sekali sekali niat menikah untuk memperoleh kepuasan. Karena kepuasan di dunia tidak ada kepuasan yang sejati.
Di
eropa, ketika sebagian besar dari mereka mengandalkan otaknya, pada
tahun 1990an mereka mengadakan uji coba, mencari 10 orang pasangan yang
saling mencintai, dan 10 orang pasangan yang didasarkan dengan
pernikahan. Dan mereka dimasukan ke dalam sebuah asrama. Ternyata yang
lebih merasa tentram adalah yang didasarkan pernikahan. Karena ketika
yang tidak menikah, ketika melihat pasangan lain yang lebih cantik atau
lebih tampan, ia akan cepat beralih dan terus mencari yang lebih
memuaskan dirinya.
4. Untuk memperoleh keturunan yang shalih dan shalihah, baik keturunan lelaki atau
perempuan yang penting shalih dan shalihah. Tapi terkadang kebanyakan
manusia belum puas ketika baru mendapatkan anak perempuan saja, mereka
baru puas ketika telah mendapatkan keduanya. Padahal pada hakikatnya
mereka akan sama jika mereka shalih dan shalihah.
5. Untuk memerangi hawa nafsu,
Nafsu yang berbahaya ada 3 yaitu nafsu mulut, nafsu perut dan nafsu di bawah perut.
Selanjutnya untuk membangun rumah tangga yang bahagia ada beberapa tips yang perlu kita terapkan :
1. Sabar
Dari
Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan
perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik
baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya
pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur,
karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik
untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia
mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR.
Muslim)
Tidak diragukan lagi, kesabaran adalah satu pilar penting dalam pernikahan setelah lurusnya niat. Langgeng tidaknya sebuah pernikahan sangat ditentukan oleh seberapa jauh tingkat kesabaran yang dimiliki suami istri.
Makin banyak bekal kesabaran yang dimiliki, maka akan makin kokoh pula bangunan pernikahan yang dijalani. Tapi makin sedikit kesabaran yang dimiliki, maka makin besar pula kemungkinan hancurnya sebuah pernikahan.
Demikian pentingnya sabar dalam pernikahan, ada orang mengatakan, "Bila sebelum nikah kesabaran kita hanya satu, maka setelah nikah kesabaran kita harus seratus."
Makin banyak bekal kesabaran yang dimiliki, maka akan makin kokoh pula bangunan pernikahan yang dijalani. Tapi makin sedikit kesabaran yang dimiliki, maka makin besar pula kemungkinan hancurnya sebuah pernikahan.
Demikian pentingnya sabar dalam pernikahan, ada orang mengatakan, "Bila sebelum nikah kesabaran kita hanya satu, maka setelah nikah kesabaran kita harus seratus."
2. Qanaah, merasa cukup dan “nerimo”
Imam
Al-Ghazali menyebutkan, bahwa orang yang miskin itu hakikatnya adalah
orang yang tak pernah merasa puas. Sedangkan orang yang kaya hakikatnya
adalah orang yang merasa qana’ah.
Al-Ghina ghinan nafs
(Orang yang paling banyak kebutuhannya, maka itulah orang miskin.
Sedangkan orang yang tidak banyak kebutuhannya, maka itulah orang kaya).
3. Berbuat baik, kepada Allah dengan beribadah dan berbuat kepada orang tua.
4. Jangan emosi/cepat marah.
Al Imam Ath Thabari rahimahullah meriwayatkan hadits Anas :
Tiga hal termasuk akhlak keimanan yaitu : orang yang jika marah kemarahannya tidak memasukkan ke dalam perkara batil, jika senang maka kesenangannya tidak mengeluarkan dari kebenaran dan jika dia mampu dia tidak melakukan yang tidak semestinya.
Maka wajib bagi setiap muslim menempatkan nafsu amarahnya terhadap apa yang dibolehkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak melampaui batas terhadap apa yang dilarang sehingga nafsu dan syahwatnya menyeret kepada kemaksiatan, kemunafikan apalagi sampai kepada kekafiran.
Tiga hal termasuk akhlak keimanan yaitu : orang yang jika marah kemarahannya tidak memasukkan ke dalam perkara batil, jika senang maka kesenangannya tidak mengeluarkan dari kebenaran dan jika dia mampu dia tidak melakukan yang tidak semestinya.
Maka wajib bagi setiap muslim menempatkan nafsu amarahnya terhadap apa yang dibolehkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak melampaui batas terhadap apa yang dilarang sehingga nafsu dan syahwatnya menyeret kepada kemaksiatan, kemunafikan apalagi sampai kepada kekafiran.
5. Sinarilah rumah tanggamu dengan shalat berjamaah dan membaca alquran.
”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori)
Usahakan
setiap hari warnai hari-hari bersama alqur’an, seperti tilawah bareng
misalnya, sehingga bisa saling cek n ricek untuk perbaikan.